Rangkaian Sensor Cahaya dengan LDR untuk Membuat Lampu Otomatis
Sebelum membahas tentang Rangkaian Sensor Cahaya dengan LDR untuk membuat Lampu Otomatis,
pernahkah Anda mengalami ketika ingin meninggalkan rumah atau kontrakan
dalam waktu yang lama, kemudian dengan alasan tertentu Anda memutuskan
untuk menyalakan lampu depan rumah secara terus-menerus? Hal tersebut
merupakan hal yang biasa. Tapi begini, kita bisa tahu bahwa pemilik
rumah sedang tidak ada dengan dua indikasi : lampunya mati terus atau
lampunya nyala terus. Apakah itu masalah? Tidak selalu, sebab tidak
semua orang punya niat jahat dan tidak semua orang punya niat baik. :)
Dengan lampu otomatis ini setidaknya kita bisa mendapatkan dua
keuntungan, pertama kita bisa menghemat listrik dan yang kedua, kita
setidaknya menghindari orang yang tak dikenal mengintai rumah kita
karena tak berpenghuni. Dengan adanya lampu otomatis, kita bisa
menghemat setidaknya 50 % dari daya yang bisa dihabiskan lampu tersebut.
Katakanlah kita kita punya lampu depan 10 watt dinyalakan 24 jam sehari
selama 10 hari, maka setidaknya lampu tersebut akan mengkonsumsi daya
sebanyak 10 waat x (24x10) jam = 2400 watt jam atau 2400 wh atau 2.4
kwh. Misal, misal lho ya, misal 1 kwh harganya 1000, maka biaya yang
dipakai listrik adalah 2.4 x 1000 = 2400 rupiah. Itu kalau satu, tapi
kalau banyak? Jika kita menggunakan lampu otomatis, kita bisa menghemat
sekitar 50% karena lampu akan nyala setidaknya setengah hari saja.
Selain untuk menghemat energi, lampu otomatis ini juga bisa membuat
rumah tampak hidup dan tampak ada penghuninya. Sebab, siang lampunya
mati, kalau malam lampu ada yang ngidupin. Jika ada orang asing, tentu
akan menganggap bahwa penghuni rumah ada di dalam. Begitulah kira-kira
manfaat dari lampu otomatis ini. Untuk membuat lampu otomatis, ada
banyak cara. Salah satunya dengan sensor cahaya. Rangkaian dan cara
membuatnya pun tidak terlalu susah (tidak susah bagi yang sudah tahu,
:p).
Baca juga contoh implementasi LDR dengan alat yang sederhana :
1. Lampu Rumah Otomatis
2. Fitting Lampu Otomatis untuk lampu senja
Baca juga contoh implementasi LDR dengan alat yang sederhana :
1. Lampu Rumah Otomatis
2. Fitting Lampu Otomatis untuk lampu senja
Sekilas tentang Cara kerja LDR (Sensor Cahaya)
Gambar LDR ukuran besar |
Light Dependent resistor (LDR) merupakan sebuah resistor yang nilai
resistansinya berubah seiring perubahan initensitas cahaya yang
mengenainya. Dalam kondisi gelap, resistansi LDR sekitar 10MΩ, tapi
dalam kondisi terang resistansi LDR menurun hingga 1KΩ atau bahkan lebih
kecil lagi.
LDR terbuat dari sebuah cakram semikonduktor seperti kadmium sulfida
dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat intensitas cahaya
yang mengenai LDR sedikit, bahan dari cakram LDR tersebut menghasilkan
elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada
sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya saat
intensitas cahaya yang mengenai LDR sedikit maka LDR akan memiliki
resistansi yang besar.
Sedangkan pada saat kondisi terang, maka intensitas yang mengenai LDR
banyak. Maka energi cahaya yang diserap akan membuat elektron bergerak
cepat sehingga lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Dengan
banyaknya elektron bebas, maka muatan listrik lebih mudah untuk
dialirkan. Artinya saat intensitas cahaya yang mengenai LDR banyak maka
LDR akan memiliki resistansi yang kecil dan menjadi konduktor yang baik.
Resistansi LDR pada kondisi terang (1.85 K ohm) |
Resistansi LDR pada kondisi agak gelap (24.9 K ohm) |
Skema LDR / Rangkaian LDR untuk Lampu Otomatis
Untuk membuat lampu otomatis, setidaknya kita butuh 5 komponen sebagai berikut:- LDR, berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Rencananya : jika siang maka lampu mati, jika malam lampu menyala.
- Potensiometer, berfungsi untuk kalibrasi intensitas cahaya untuk menyalakan atau mematikan lampu.
- Transistor jenis NPN, berfungsi sebagai sakelar elektrik untuk menghidupkan relay.
- Resistor, sebagai pengaman arus yang masuk ke transistor.
- Relay, berfungsi sebagai sakelar untuk menghidupkan lampu.
Setidaknya, kita hanya butuh 5 komponen untuk membuat sakelar cahaya
untuk menghidupkan lampu. Kelima komponen tersebut belum termasuk kabel
dan peralatan tambahan seperti tang untuk memotong, selotip (jika
perlu), serta solder dan timahnya. Dalam percobaan kali ini, kami akan
men-simulasikan rangkaian sakelar cahaya atau sensor cahaya untuk
menghidupkan led dengan sumber daya dari baterai. Berikut skema lengkap
dari sensor cahaya tersebut.
Cara kerja skema sakelar cahaya di atas yaitu : ketika cahaya terang,
maka resistansi pada LDR akan berkurang sehingga tegangan antara basis
dan emitor yang diwakili oleh resistor 330, sebagian resistansi VR, dan
resistansi LDR lebih kecil daripada resistansi pada VR sebelah atas
(antara basis ke positif). Sehingga transistor dalam keadaan tidak
bekerja dan relay dalam kondisi terbuka.
Tapi ketika cahaya berkurang, maka resistansi meningkat dan sekaligus
meningkat pula tegangan antara basis dan emitor. Kondisi ini membuat
transistor aktif dan mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Karena
arus yang mengalir melalui kolektor di seri dengan relay, maka relay
akan ikut aktif. Aktifnya relay bisa kita manfaatkan untuk menghidupkan
lampu dari PLN, atau dalam simulasi yang kami lakukan yaitu untuk
menghidupkan led dengan baterai. Berikut adalah komponen yang siap
dirakit + (baterai, led merah, dan resistor 1K untuk simulasi).
Hasil rakitan komponen tersebut dalam project board ditambah dengan simulasi lampu led dengan baterai.
Kondisi terang, relay mati, led mati |
LDR terhalangi (agak gelap), relay nyala, dan led nyala. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar